Follow Us @soratemplates

Wednesday, March 27, 2019

MENGUKUR KECEPATAN BUNYI

March 27, 2019 0 Comments

Mengukur Cepat Rambat Bunyi

Mengukur Cepat Rambat BunyiPercobaan resonansi untuk mengukur cepat rambat bunyi

Resonansi I jika :

L1 = \frac{1}{4}\lambda atau Î» = 4 L1

Resonansi II jika :

L2 = \frac{3}{4}\lambda atau Î» = \frac{4}{3} L2

Resonansi ke III jika :

L3 = \frac{5}{4} Î» atau Î» = \frac{4}{5}L3

Atau Î» dapat dicari dengan

λ= 2 (L2 – L1) = (L3 – L1)
Bagaimana prinsip kerja alat ini? Mula-mula diatur sedemikian, permukaan air tepat memenuhi pipa dengan jalan menurunkan jerigen. Sebuah garputala digetarkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul dari karet dan diletakkan di atas bibir tabung kaca, tetapi tidak menyentuh bibir tabung dan secara perlahan-lahan tempat air kita turunkan. Lama-kelamaan akan terdengar bunyi yang makin lama makin keras dan akhirnya terdengar paling keras yang pertama. Jika jerigen terus kita turunkan perlahan-lahan (dengan garputala masih bergetar dengan jalan setiap berhenti dipukul lagi), maka bunyi akan melemah dan tak terdengar, tetapi semakin lama akan terdengar makin keras kembali. Apa yang menyebabkan terdengar bunyi keras tersebut?
Gelombang yang dihasilkan garputala tersebut merambat pada kolom udara dalam tabung dan mengenai permukaan air dalam tabung, kemudian dipantulkan kembali ke atas. Kedua gelombang ini akan saling berinterferensi. Apabila kedua gelombang bertemu pada fase yang sama akan terjadi interferensi yang saling memperkuat, sehingga pada saat itu pada kolom udara timbul gelombang stasioner dan frekuensi getaran udara sama dengan frekuensi garputala. Peristiwa inilah yang disebut resonansi. Sebagai akibat resonansi inilah terdengar bunyi yang keras. Resonansi pertama terjadi jika panjang kolom udara sebesar \frac{1}{4}\lambda, peristiwa resonansi kedua terjadi jika panjang kolom udara \frac{3}{4}\lambda, ketiga jika \frac{5}{4}\lambda dan seterusnya. Dengan mengukur panjang kolom udara saat terjadi resonansi, maka panjang gelombang bunyi dapat dihitung.

Persamaan Matematis Cepat Rambat Bunyi

Oleh karena itu, cepat rambat gelombang bunyi dapat dicari dengan persamaan :
v = f × Î»
dengan :
λ = panjang gelombang bunyi (m)
f = frekuensi garputala (Hz)
v = cepat rambat gelombang bunyi (m/s)
Cepat Rambat Bunyi
            Cepat rambat bunyi adalah hasil bagi jarak yang ditempuh bunyi oleh gelombang bunyi per satuan waktu. Cepat rambat bunyi di udara dipengaruhi oleh kondisi udara, terutama suhu dan tekanan udara.

Bunyi memiliki cepat rambat yang terbatas. Bunyi memerlukan waktu untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Cepat rambat bunyi sebenarnya tidak terlampau besar. Cepat rambat bunyi jauh lebih kecil dibandingkan denga cepat rambat cahaya. Bahkan sekarang orang telah mampu membuat pesawat yang dapat terbang beberapa kali daripada cepat rambat bunyi. Cepat rambat bunyi sering dirumuskan sebagai berikut:

v = s / t



Keterangan:

v = cepat rambat bunyi (m/s),

s = jarak sumber ke pengamat (m),

t = selang waktu (s)



Hubungan antara cepat rambat bunyi (v), panjang gelombang (λ ), dan frekuensi bunyi (f), dapat dirumuskan sebagai berikut:

v =  λ  . f

Keterangan:

v = cepat rambat bunyi (m/s)

λ  = panjang gelombang (m)

f = frekuensi bunyi (Hz)
                                                   https://youtu.be/WPVQlj0zTu0


RADIO

March 27, 2019 1 Comments

Radio

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Sebuah radio merek Truetone
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas, dan merambat lewat udara, dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

    Sejarah[sunting | sunting sumber]

    Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang menggunakan gelombang radio. Stasiun radio paling awal menggunakan sistem radiotelegrafi dan tidak membawa audio. Agar siaran audio dimungkinkan, perangkat deteksi dan amplifikasi elektronik harus digunakan.
    Sejarah penemuan radio dimulai di Inggris dan Amerika SerikatDonald Mc. Nicol dalam bukunya Radio’s Conquest of Space menyatakan bahwa terkalahkannya ruang angkasa oleh radio dimulai tahun 1802 oleh Dane, yaitu dengan ditemukannya suatu pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat beraliran listrik. Penemuan berikutnya adalah oleh tiga orang cendikiawan muda, di antaranya adalah James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. Ia dijuluki scientific father of wireless, karena berhasil menemukan rumus-rumus yang diduga mewujudkan gelombang elektromagnetik, yakni gelombang yang digunakan radio dan televisi.[1]
    Pada tahun 1896 ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang menggunakan dua sirkuit. Pada saat itu sinyal ini hanya bisa dikirim pada jarak dekat. Namun, hal inilah yang memulai perkembangan teknologi radio. Pada tahun 1897, Marconi kembali mempublikasikan penemuan bahwa sinyal nirkabel dapat ditransmisikan pada jarak yang lebih jauh (12 mil (19000 m)).[1]
    Selanjutnya, pada tahun 1899 Marconi berhasil melakukan komunikasi nirkabel antara Prancis dan Inggris lewat Selat Inggris dengan menggunakan osilator Tesla. John Ambrose Fleming pada tahun 1904 menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan sebagai receiver nirkabel bagi teknologi radio ini. Dua tahun kemudian ((Kanuri) 1901) Dr. Lee De Forest menemukan tabung elektron yang terdiri dari tiga elemen (triode audion). Penemuan ini memungkinkan gelombang suara ditransmisikan melalui sistem komunikasi nirkabel. Tetapi sinyal yang ditangkap masih sangat lemah.
    Barulah pada tahun 1912 Edwin Howard Armstrong menemukan penguat gelombang radio disebut juga radio amplifier. Alat ini bekerja dengan cara menangkap sinyal elektromagnetik dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik dari tabung. Dengan begitu kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali per detik. Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat sehingga bisa didengar langsung tanpa menggunakan earphone. Penemuan ini kemudian menjadi sangat penting dalam sistem komunikasi radio karena jauh lebih efisien dibandingkan alat terdahulu. Meskipun demikian hak paten atas amplifier jatuh ke tangan Dr. Lee De Forest.[1]
    Penggunaan radio sebagai alat atau media komunikasi massa pada awalnya diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. Selanjutnya Le De Forrest melalui eksperimen siaran radionya, yang telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 1916, sehingga ia dikenal sebagai pelopor penyiaran radio.[2]
    Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui gelombang data yang kontinu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio.

    Penggunaan awal[sunting | sunting sumber]

    Radio pada awalnya digunakan dalam keperluan maritim untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan penerima di darat. Salah satu pengguna awal teknologi ini adalah Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia saat Perang Tsushima pada tahun 1901. Salah satu penggunaan teknologi ini yang paling dikenang adalah pada komunikasi antara operator di kapal RMS Titanicdengan kapal terdekat, dan komunikasi ke stasiun darat.[1]
    Siaran komersil radio mulai dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran komersil, siaran titik-ke-titik (point-to-point), termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada dekade 1920-an dan 1930-an. Penggunaan radio dalam masa sebelum perang adalah untuk mengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan menggunakan radar. Sekarang, terdapat banyak kegunaan dari gelombang radio, termasuk jaringan nirkabel, komunikasi segala jenis, dan juga penyiaran komersil radio.
    Pada masa Perang Dunia II, radio digunakan untuk memberikan perintah dan berkomunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut; Jerman menggunakan komunikasi radio untuk mengirim pesan diplomatik saat kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania Raya. Selain itu, Amerika Serikat juga menyampaikan Program 14 dari Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang.[1]

    Penemuan radio AM & FM dan penyiaran publik[sunting | sunting sumber]

    Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial termasuk drama, komedi, beragam program serta hiburan lainnya; tidak hanya berita dan musik. Radio AM bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan gelombang audio. Kedua gelombangg ini sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio.[1]
    Awalnya penggunanaan radio AM hanya untuk keperluan telegram nirkabel. Orang pertama yang melakukan siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke ArlingtonVirginia) Saat ini radio AM tidak terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.
    Ketika radio AM mulai umum digunakan, Armstrong menemukan masalah saat radio lain ditransmisikan menggunakan kekuatan sinyal yang sama. Pada saat itu gelombang audio ditransmisikan bersama gelombang radio dengan menggunakan modulasi amplitudo (AM). Modulasi ini sangat rentan akan gangguan cuaca. Pada akhir 1920-an Armstrong mulai mencoba menggunakan modulasi dimana amplitudo gelombang penghantar (radio) dibuat konstan.[1]
    Pada tahun 1933 ia akhirnya menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk. Sayangnya teknologi ini tidak serta merta digunakan secara massal. Radio FM (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM, yaitu dengan memodulasi gelombang radio (sebagai penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada radio FM proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.

    Pasca Depresi besar[sunting | sunting sumber]

    Depresi ekonomi pada tahun 1930-an menyebabkan industri radio enggan mengadopsi sistem baru ini karena mengharuskan penggantian transmitter dan receiver yang memakan banyak biaya. Baru pada tahun 1940 Armstrong bisa mendirikan stasiun radio FM pertama dengan biayanya sendiri. Dua tahun kemudian Federal Communication Comission (FCC) mengalokasikan beberapa frekuensi untuk stasiun radio FM yang dibangun Armstrong. Perlu waktu lama bagi modulasi frekuensi untuk menjadi sistem yang digunakan secara luas. Selain itu hak paten juga tidak kunjung didapatkan oleh Armstrong. Frustasi akan segala kesulitan dalam memperjuangkan sistem FM, Armstrong mengakhiri hidupnya secara tragis dengan cara bunuh diri. Beruntung istrinya kemudian berhasil memperjuangkan hak-hak Armstrong atas penemuannya.[1]
    Barulah pada akhir 1960-an FM menjadi sistem yang benar-benar mapan. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di Amerika Serikat, FM menjadi penyokong gelombang mikro (microwave), pada akhirnya FM benar-benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.

    Adaptasi dengan teknologi[sunting | sunting sumber]

    Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio konvensional ke sinyal digital. Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio) bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet. Prinsip kerjanya hampir sama dengan radio konvensional yang gelombang pendek (shortwave), yaitu dengan menggunakan medium streaming berupa gelombang yang kontinu. Sistem kerja ini memungkinkan siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan pendengar memiliki perangkat internet. Itulah sebabnya banyak kaum ekspatriat yang menggunakan radio internet untuk mengobati rasa kangen pada daerah asalnya. Di Indonesia, umumnya radio internet dikolaborasikan dengan sistem radio analog oleh stasiun radio teresterial untuk memperluas jangkauan siarannya.
    Ada pula radio satelit, dimana radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. Berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang kontinu, gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke daerah jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit. Hanya saja siaran radio hanya dapat diterima oleh perangkat khusus yang bisa menerjemahkan sinyal terenkripsi. Siaran radio satelit juga hanya bisa diterima di tempat terbuka dimana antena pada pesawat radio memiliki garis pandang sejajar dengan satelit pemancar.
    Radio satelit hanya bisa bekerja apabila tidak memiliki penghalang besar seperti terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik, perlu dibuat stasiun repeater (pengulang) seperti di Amerika Serikat agar kualitas layanan prima.

    Pasca Kemerdekaan RI[sunting | sunting sumber]

    Sampai pada masa Awal Kemerdekaan RI, radio siaran masih dikuasai oleh Jepang hingga ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia berita ini tidak dapat disiarkan secara langsung melalui radio siaran. Akan tetapi akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat dikumandangkan di udara melalui radio siaran station call “Radio Indonesia Merdeka”.[3]
    Radio pertama yang berdiri dan menjadi milik Indonesia setelah kemerdekaan adalah Radio Republik Indonesia, yang didirikan pada 11 September 1945. Sampai akhir tahun 1966, RRI menjadi satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran ditingkatkan. Sebagai media massa, RRI mempunyai fungsi menghibur, mendidik dan penerangan. Ketiga fungsi ini dilaksanakan oleh RRI. RRI hadir di tengah-tengah masyarakat, menjalankan misi (tujuan) mulia yang dapat dipertanggung jawabkan.
    RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak komersial, RRI berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional.[3]
    Pada masa awal Orde Baru, sekitar 1966-1968,[4] radio siaran swasta mulai tumbuh di Indonesia yang keberadaannya mengikuti berbagai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Adapun payung hukum bagi keberadaan radio siaran swasta nasional Indonesia mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah. Dikutip dari laman radio PRSSNI disebutkan bahwa dalam PP tersebut diatur mengenai fungsi, hak, kewajiban, dan tanggung jawab radio siaran, syarat penyelenggaraan, perizinan, dan pengawasannya.[5]
    Pada tanggal 16–17 Desember 1974, diselenggarakan Kongres Pertama Radio Siaran Swasta se-Indonesia di Jakarta yang dihadiri oleh perwakilan dari 173 radio siaran swasta dari 34 kota di 12 provinsi yang ada di Indonesia. Kongres tersebut menghasilkan keputusan dibentuknya sebuah organisasi bagi radio siaran swasta di Indonesia yang dinamakan Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia atau PRSSNI. Kemudian pada tahun 1983 diselenggarakan Munas ke IV PRSSNI di Bandung dan menghasilkan keputusan penggantian istilah “Niaga” dengan “Nasional”. Sehingga PRSSNI menjadi Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia.

    Gelombang radio[sunting | sunting sumber]

    Frekuensi gelombang radio untuk pengiriman suara
    Gelombang radio bisa ditransmisikan melalui metode AM dan FM.
    Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dari gelombang osilator (gelombang pembawa) dimodulasi dengan gelombang audio (ditumpangkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF; "radio frequency")) pada suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.
    Gelombang elektromagnetik lain yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio meliputi sinar gammasinar-Xinframerahultraviolet, dan cahaya terlihat.
    Ketika gelombang radio dikirim melalui kabel kemudian dipancarkan oleh antena, osilasi dari medan listrik, dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Dari pancaran gelombang radio ini kemudian dapat diubah oleh radio penerima (pesawat radio) menjadi signal audio atau lainnya yang membawa siaran, dan informasi.
    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyebutkan bahwa frekuensi radio merupakan gelombang elektromagnetik yang diperuntukkan bagi penyiaran, dan merambat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik, dan sumber daya alam terbatas. Seperti spektrum elektromagnetik yang lain, gelombang radio merambat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik. Perlu diperhatikan bahwa gelombang radio berbeda dengan gelombang audio.
    Gelombang radio merambat pada frekuensi 100,000 Hz sampai 100,000,000,000 Hz, sementara gelombang audio merambat pada frekuensi 20 Hz sampai 20,000 Hz. Pada siaran radio, gelombang audio tidak ditransmisikan langsung melainkan ditumpangkan pada gelombang radio yang akan merambat melalui ruang angkasa. Ada dua metode transmisi gelombang audio, yaitu melalui modulasi amplitudo (AM) dan modulasi frekuensi (FM).
    Meskipun kata 'radio' digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima gelombang suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar, dan telepon genggam pada umumnya.

    Penemuan Gelombang Radio[sunting | sunting sumber]

    Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik (bahasa InggrisA dynamical theory of the electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.
    Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan, dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tetapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.
    Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut persamaan gelombang.

    Penggunaan radio[sunting | sunting sumber]

    Sebuah radio merek Bush lama
    Miniature FM radio module.
    Banyak penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode Morse antara kapal, dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang memata-matai armada Rusia pada saat Perang Tsushima di 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya RMS Titanic pada 1912, termasuk komunikasi antara operator di kapal yang tenggelam, dan kapal terdekat, dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan.
    Radio digunakan untuk menyalurkan perintah, dan komunikasi antara Angkatan Darat, dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan Empat belas Pokok Presiden Woodrow Wilsonkepada Jerman melalui radio ketika perang.
    Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa, dan Amerika Serikat. Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon, dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an.
    Penggunaan radio dalam masa sebelum perang adalah untuk pengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat/kapal dengan penggunaan radar.
    Sekarang ini, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabelkomunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio. Baca sejarah radio untuk informasi lebih lanjut.
    Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial termasuk dramakomedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya; tidak hanya berita, dan musik saja. Lihat pemrograman radio.

    Keuntungan dan dampak Negatif Radio

    Keuntungan dari Radio

    Dapat menjangkau hampir seluruh warga negara dalam masyarakat, setiap waktu, setiap tempat, dan melibatkan siapa saja (bahkan orang buta huruf) serta di mana saja.
    Pendengar radio tidak harus tetap berada di depan pesawat radionya, tidak seperti halnya menonton televisi.
    Ini berarti mendengarkan radio dapat dilakukan sembari melakukan hal-hal lainnya, berpindah tempat, tetapi harus tetap dengan konsentrasi tinggi. Hal ini berarti lebih banyak waktu yang dapat digunakan untuk mengerjakan hal-hal lainnya, sambil dapat mendengarkan/ menikmati suara radio. Ini juga berarti bahwa makin banyak pendengar yang dapat dijangkau sementara mereka masih tetap dapat bekerja sesuai tanggung jawab pekerjaannya.
    Radio adalah media elektronik termurah, baik pemancar maupun penerimanya. Ini berarti terdapat ruang untuk lebih banyak stasiun radio dan lebih banyak pesawat penerima dalam sebuah perekonomian nasional. Dibandingkan dengan media lain, biaya yang rendah sama artinya dengan akses kepada pendengar yang lebih besar dan jangkauan lebih luas kepada kaum dengan tingkat ekonomi yang rendah.

    Dampak Negatif dari penggunaan Radio
    1. Radiasi gelombang radio dapat menimbulkan induksi gelombang elektromagnetik.
    2. Induksi gelombang elektromagnetik dapat mempengaruhi ion positif dan ion negatif di sekeliling pancaran radiasinya.
    3. Di dalam tubuh manusia, terkandung ion-ion yang bermuatan positif maupun negatif.
    4. Muatan (ion) positif dan negatif di dalam tubuh terjadi keseimbangan apabila tidak mendapat pengaruh terutama dari radiasi gelombang elektromagnetik.
    5. Apabila pengaruh radiasi tersebut melebihi batas ambang yang dapat diterima oleh tubuh manusia, maka akan terjadi ketidakseimbangan muatan (ion) di dalam tubuh manusia yang akan berakibat pada terganggunya fungsi-fungsi organ tubuh atau metabolisme dalam tubuh manusia.

    6. Apabila hal ini terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang lama maka kesehatan
    orang tersebut akan terganggu (sakit). (Al)

    http://roddteknologi.blogspot.com/2014/09/keuntungan-dan-dampak-negatif-radio.html


    https://youtu.be/GSN6GRJvyco